Sidang
BPUPKI yang pertama. Membahas tentang dasar negara. Tokoh-tokoh penting
berkumpul untuk menentukan akan seperti apa wajah negara yang akan mereka
bangun nanti. Menuju penentuan, tercatat ada tiga dasar yang diajukan oleh tiga
tokoh nasional yang namanya terukir di sejarah.
Mungkin kira-kira begini skenarionya;
Mohammad Yamin; “Baik, kalau begitu, saya akan
menjadi yang pertama dalam menyampaikan pidato… ada sekitar lima asas yang saya
pikirkan, mohon disimak baik-baik:
1. Peri kebangsaan.
2. Peri kemanusiaan.
3. Peri ketuhanan.
4. Peri kerakyatan.
5. Kesejahteraan
rakyat.
Alasan saya kenapa mengajukannya…. bla…. bla…”
dan seterusnya..
Mohon maaf, berhubung jelas saya tidak bisa
menyaingi pidato yang asli dimana saya tidak mengetahuinya seperti apa, dan
pasti itu memang tidak bisa saya saingi. Namun, lima asas itu memang tercatat
dalam pidato yang berjudul “Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik
Indonesia” tertanggal 29 Mei 1945, yang ternyata sedikit berbeda dengan apa
yang ia ajukan secara tertulis, yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kebangsaan Persatuan
Indonesia.
3. Rasa Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab.
4. Kerakyatan yang dipimpin
oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Nah, tercatat dalam sejarah bahwa supomo-lah
yang mengajukan dasar negara yang selanjutnya…
Supomo : “Jika begitu, saya akan berpidato
juga, yang berjudul, ‘Dasar Negara Indonesia Merdeka’… sebagaimana Bapak
Muhammad Yamin tadi, saya juga akan mengajukan lima prinsip, yaitu:
1. Persatuan.
2. Kekeluargaan.
3. Keseimbangan lahir dan
batin.
4. Musyawarah.
5. Keadilan sosial
Jelas saya mempunyai alasan-alasan sendiri
mengenai lima prinsip ini…bla…bla…”
Begitulah. Sidang itu terus berlanjut hingga
Ir. Soekarno mengajukan gagasan terakhir tentang dasar negara tersebut yang
tertanggal 1 Juni 1945.
Ir. Soekarno : “ ‘Lahirnya Pancasila’,,, atau
begitulah judul pidato saya kali ini, ‘Panca’ yang artinya ‘Lima’, dan apabila
digaungkan berarti ‘Lima Sila’. Karena memang saya juga akan mengajukan lima
sila mengenai dasar negara ini. yaitu :
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme atau
perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi.
4. Kesejahteraan sosial.
5. Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Dan seterusnya, dan seterusnya…
Apabila dilihat ulang, sepertinya lima prinsip
yang diajukan Muhammad Yamin secara tertulis-lah yang paling mendekati dengan
Pancasila yang kita kenal sekarang…
Dan ternyata, nama pancasila memiliki sejarah
sendiri di belakangnya;
Pancasila berasal dari
bahasa Sansekerta India (kasta brahmana). sedangkan menurut Muh Yamin, dalam
bahasa sansekerta , memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu : panca :
yang artinya lima, syila : vokal i pendek, yang artinya batu sendi, alas, atau
dasar. Syila vokal i panjang artinya peraturan tingkah laku yang baik atau
penting.
Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa
indonesia terutama bahasa jawa diartikan “susila” yang memiliki hubungan dengan
moralitas. oleh karena itu secara etimologi kata “pancasila” yang dimaksud
adalah istilah “pancasyila” dengan vokal i yang memiliki makna leksikal
“berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”.
adapun istilah “pancasyila” dengan huruf Dewanagari i bermakna “lima aturan
tingkah laku yang penting”
Sejak zaman dahulu, nenek moyang bangsa
Indonesia sudah mengenal istilah Pancasila. Sebenarnya, perkataan Pancasila
pada awalnya terdapat dalam kepustakaan Buddha dan India. Dalam ajaran Buddha
terdapat ajaran moral yang harus dilaksanakan oleh para penganutnya untuk
mencapai kesempurnaan hidup. Setiap golongan berbeda kewajiban moralnya. Ajaran
moral tersebut meliputi Dasasyila, Saptasyila, dan Pancasyila.
Dengan masuknya kebudayaan India ke Indonesia
melalui penyebaran agama Hindu dan Buddha, maka ajaran Pancasyila pun masuk
kedalam kepustakaan Jawa, terutama pada masa Kerajaan Majapahit dibawah
kekuasaan Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada. Pada masa itu istilah Pancasila
dapat ditemukan dalam buku Negarakertagama karya Empu Prapanca dan
buku Sutasoma karya Empu Tantular.
Dalam buku Negarakertagama terdapat ketentuan
bagi para raja yang berbunyi “Yatnaggegwani Pancasyiila kertasangkarbhisekaka
krama” yang artinya “Raja menjalankan dengan setia kelima
pantangan begitu pula upacara-upacara ibadat dan penobatan”.
Perkataan Pancasila mula-mula terdapat dalam
perpustakaan Budha India. ajaran Budha bersumber pada kitab suci Tri Pitaka dan
Vinaya pitaka, yang kesemuanya itu merupakan ajaran moral untuk mencapai surga.
ajaran pancasila menurut Budha adalah merupakan lima aturan (larangan) atau
five moral principles, yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para
penganutnya. Dalam buku Sutasoma, terdapat istilah “Pancasila Krama”,
yaitu Lima dasar tingkah laku atau perintah kesusilaan.
Sebagai ajaran filsafat, Pancasila mencerminkan nilai dan
pandangan mendasar dan hakiki rakyat indonesia dalam hubungannya dengan sumber
kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Esa sebagai asas fundamental dalam
kesemestaan yang kemudian juga dijadikan fundamental kenegaraan yaitu negara
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. demikian pula asas kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan indonesia dan seterusnya dimana nilai nilai tersebut
secara bulat dan utuh mencerminkan asa kekeluargaan, cinta sesama dan cinta
keadilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar